Pada penerbangan itu satu kakinya mengendalikan panel kontrol sedang lainnya dengan hati-hati mengendalikan setir pesawat. Sertifikasi ini membuktikan dirinya piawai menerbangkan pesawat sport-ringan hingga ketinggian 10 ribu kaki.
"Dia seorang pilot yang trampil. Keahliannya sangat mengejutkan." ujar Parrish Traweek, 42, instruktur terbang di Airport Ray Blair, San Manuel. Dia inilah yang menjalankan perusahaan PC Aircraft Maintenance and Flight Services dan telah melatih banyak pilot, namun belum ada yang bisa menandingi kemampuan terbang Cox.
"Ketika dia kesini sendiri dengan mengendarai mobilnya" ujar Traweek lagi "Aku tahu kalo dia akan bisa terbang tanpa masalah"
Mencari sebuah pesawat yang cocok untuk keadaan Cox menjadi tugas tersendiri. Cox mendapatannya sendiri di Ercoupe, sebuah pesawat buatan pertengahan tahun 40-an. Cox mencarinya kemana-mana hingga ke Florida dan California, meski akhirnya dia mendapatkannya di San Manuel juga, 70 mil dari tempatnya.
Pelatihan terbang biasanya memakan biaya lebih dari US100 dollar, tapi Cox mendapatkan 40-plus jam latihannya dari beasiswa Able Flight Scholarship.
"Sekali bersama Jessica selama 20 menit, Anda bahkan tidak akan menyadari kalau dia tidak punya lengan" kata Traweek di hanggarnya.
Saat itu, Cox, memakai t-shirt kuning yang jelas memperlihatkan bahwa tidak ada lengan disitu dan di tengahnya bertuliskan "Lihat Ma, Tidak Ada Tangannya!"
"Jessica mengajari kita bahwa tidak ada yang namanya keterbatasan" ujarnya.
Kebanyakan yang telah bertemu dengan Cox di diskusi-diskusi motivasinya setuju. Dia berbicara di depan ratusan orang, dari Wisconsin hingga Phoenix, dimana dia berbagi mengenai filosofinya dan ceritanya yg luar biasa.
Para dokter tak pernah mempelajari mengapa dia dilahirkan cacat tanpa lengan, tapi Cox mampu mengatasinya sehingga dia tidak mau lagi menggunakan alat-alat tiruan untuk orang cacat.
"Saya sadar bahwa lebih penting untuk berusaha mensyukuri kekurangan ini." ujarnya.
Dia tidak lagi menggunakan lengan palsunya ketika beranjak usia 14 dan keluarganya pindah ke Tucson dari kampung halaman mereka di Sierra Vista.
"Ketika kami pindah ke Tucson, saya seperti memulai hidup baru lagi"
Kehidupan barunya juga diwarnai dengan pencapaiannya di bidang pendidikan dengan meraih sarjana psikologi dari Universitas Arizona, juga sebagai pemegang Dan 2 sabuk hitam Tae Kwon Do. Saat ini dia sedang mencari penerbit untuk menuliskan kisah hidupnya.
5 komentar
Write komentarIni bisa sebagai bahan untuk kajian kita , bahwa walau terlahir dengan keadaan cacat, tetapi mereka masih punya kemampuan dan keinginan untuk menjalani kehidupan ini...!
ReplyBlog Nya bagus...berita utama ini juga bagus... Cuma Kayaxnya nama partai dan presiden pilihan dipojok ada yang kurang komplit deh...
Replysy lg ngamatin ada partai baru tetapi kayax nya kedepan bakal ikut bicara...coba deh lihat di www.pdp.or.id serta jaringan link partainya disemua daerah/ Box sebelah kanan ...denger2 sih ada lbh dari setengah cabangnya sdh online di seluruh indonesia ( sepertinya patut diperhitungkan )... pengamat Blog politik
gile hebat bgt
Replyhargaku.com
oke bangettttt....
Replyamazing girl..ckckckckck
padahal PERATURAN PENERBANGAN INTERNASIONAL TELAH MENETAPKAN UTK MENJADI PILOT MEMILIK SYARAT2 YG SANGAT KETAT, KAMI SAJA mata MINUS 1,5 TIDAK DITERIMA/DITOLAK MASUK SEKOLAH PENERBANGAN DI SINI, NAH INI KOK BISA JADI PILOT, PUNGLI DI LUAR NEGERI KAH????
ReplyEmoticonEmoticon