Manusia Versus Galaksi

9 Comments
Tahukah Anda, berapa jumlah sel-sel yang membentuk tubuh Anda. Jutaan, miliaran, atau triliunan ? Tahukah juga Anda jumlah bintang-bintang dalam galaksi-galaksi di jagat raya ? Menurut Anda, kira-kira mana yang lebih banyak ? Kalau kita melihat angka-angkanya, sungguh Maha Besar lah Sang Pencipta kita, Allah SWT.

Gadget-gadget Ramah Energi

1 Comment
Berbeda dengan yang lain tidak harus berarti bermewahan, mandi bath-tub air panas, plasma tv, supercars, de-el-el. Berbeda dengan yang lain akan lebih berarti misalnya dengan menggunakan tools atau alat-alat yang ramah energi yang sumber tenaganya berasal dari matahari, angin, kayu, atau gerakan tubuh. Unik dan orang akan berdecak kagum atau mungkin ada juga yang tersenyum kecut. Lihat aja...



Fender Blender


Mungkin sedikit kliatan konyol, tapi it works! Namanya Fender Blender, blender bertenaga kayuhan sepeda. Hehe. Bisa dibikin menggunakan sepeda apa saja (tapi jangan sepeda anak Anda, entar ngamuk!), bikin juice sambil keliling naik sepeda. Keren kan?
Lihat videonya:



Light Cap 200 – Panel Surya untuk Botol Air


Kalo lagi bawa sebotol air seharian, kenapa gak nyobain yang ini. "Light Cap 200" yang dipasangkan pada mulut botol dapat merubahnya menjadi sebuah lampu bertenaga surya. Sensor cahaya di dalamnya otomatis akan menyala kapanpun pada suasana gelap dan mati ketika ada cukup cahaya untuk charging.

Kebun di Kota



Hidup di perkotaan bisa menjadi tantangan tersendiri karena ruang kota yang semakin sempit. Desain taman di tengah kota yang satu ini adalah salah satu ide brilian untuk mengatasinya. Desain yang diciptakan oleh Mithun dalam kontes Living Building Challenge ini sepenuhnya menggunakan energi dan air mandiri. Di atas atapnya terdapat pengumpul air hujan seluas 31.000 kaki persegi, 34.000 kaki persegi panel surya, lahan untuk tanaman, dan 318 apartemen.

Dutch Tub

Dutch Tub adalah bak mandi air panas portabel yang semuanya terbuat dari kayu. Mungkin orang akan bertanya soal kebersihannya melihat cara memanaskan airnya. Tapi usaha untuk mengesampingkan dulu apapun yang berasal dari energi fosil sangat patut dihargai.

Jaket iSolarX


Seperti Light Cap, Ermenegildo Zegna’s ‘iSolarX’ juga memanfaatkan energi matahari yang berlimpah. Berbasiskan teknologi Interactive Wear AG’s iSolarX, jaket ini menggunakan sejumlah sel surya di sekitar kerah baju karetnya yang berfungsi menangkap energi matahari sekaligus untuk keperluan charging apa saja. Jaket ini dapat di-switch dari 5V ke 6V tergantung kebutuhan dan juga memiliki LED untuk memantau status charging.

Energi dari Kursi Goyang



Kursi ini memperoleh energi dari goyangan ketika Anda menduduki kursi ini. Energi itu akan mentenagai lampu baca LED, yang bekerja bersama suatu tuas yang menggerakkan piringan roda ketika Anda bergoyang.

Off-Grid Computer


Komputer yang satu ini hanya mengkonsumsi daya 20 watt untuk dipake. Namanya Aleutia, didesain khusus untuk dunia ketiga dan digunakan oleh pekerja-pekerja sosial, meteorologis, engineers, dan lainnya yang bekerja di lapangan. Semuanya termasuk prosesor, RAM, keyboard, mouse dan monitor 12" ditenagai oleh satu panel surya tunggal.

Rumah Pohon Modular



Rumah desain arsitektur, Sybarite, mendesain rumah pohon modular ini untuk pendekatan baru dan berkelanjutan dalam membangun rumah di pedesaan. Desainnya berkonsentrasi pada view di atas pohon. Rumah ini memanfaatkan tenaga angin sebagai sumber energi untuk penerangan. Rumah pohon ini didesain knock-down (tinggal rakit saja) hanya dalam waktu dua minggu. Ringan dan bahannya bersifat recycling.

Pirahna Wind-Up Shaver


Dibuat oleh PowerPlus, alat cukur (shaver) ini ditenagai oleh semacam engkol di dalamnya. Gerak-gerakkan saja alat ini dan alat ini akan mengisi energinya sendiri untuk baterai internalnya.

Danish Island




Penduduk Samso di Danish island saat ini sudah memanfaatkan sepenuhnya tenaga angin untuk sumber energinya. Tiap orang di pulau ini memiliki satu kincir angin, dan pulau ini juga menghasilkan energi listrik untuk dijual ke seluruh negeri. Di sinilah proyek energi mandiri terbesar di dunia yang menjadi inspirasi bagi seluruh dunia. (Untuk mengetahui bagaimana prinsip energi ini bekerja lihat posting sebelumnya di sini.)

TV Philip Berdaya Kurang Dari 100 Watt



TV layar lebar 42" dari Philips ini mampu menghemat energi dengan hanya mengkonsumsi daya 75 watt. TV ini mampu mengurangi efek backlight 5 kali brigthness tergantung acara yang ditayangkan dan mempunyai feature power-saving mode. Standby powernya hanya mengkonsumsi 0,15 watt, materialnya bebas timah, dan diantar ke rumah dalam box yang bisa didaur ulang.

Fan Mini Bertenaga Surya



Topi unik ini dipasangi fan bertenaga surya di atasnya. Disamping membuat sejuk kepala, penampilannya lumayan oke.

Sikat Gigi Tenaga Surya


Sikat gigi buatan Soladey ini menggunakan cahaya sebagai sumber energinya. Energi matahari dimanfaatkan untuk membersihkan plak dan kotoran atau kuman tanpa harus menggunakan pasta gigi. Sebuah ionik titanium bekerja dengan mengkonversi energi cahaya menjadi ion-ion yang bila bercampur dengan air ludah mampu membersihkan gigi dengan lebih efektif. Kurang kerjaan juga, tapi setidaknya alat ini tidak menggunakan energi fosil sedikitpun.

Stasiun Matahari



Bagaimana jika Anda dapat memperoleh energi matahari di area terbuka, untuk men-charge handphone atau lapotop misalnya? Stasiun matahari, didesain oleh Julene Aguirre-Bielschowsky asal Jerman, adalah semacam furniture untuk umum yang terbuat dari beton, kayu, dan stainless-steel yang di dalamnya tertanam panel-panel surya. Sebuah display di atas soket powernya mengindikasikan berapa banyak energi yang digunakan oleh gadget yang dicolokkan. Sebuah lampu hijau di bawah panel suryanya menyediakan penerangan yang cukup dan menunjukkan jumlah energi yang tersedia.

Sekali lagi, ini mungkin terlihat agak sedikit kurang kerjaan tapi seperti kita ketahui ketersediaan energi yang bersumber pada energi fosil alias minyak bumi makin hari semakin menipis. Sudah saatnya kita melirik gadget-gadget yang ramah energi seperti ini. Apalagi di Indonesia, sebuah negara trpois yang sangat kaya dengan sinar matahari sepanjang tahunnya. Pada kemana nih insinyur-insinyur Indonesia? Hehe...

Kota Masa Depan Ramah Lingkungan

5 Comments
Seperti apa kota di masa depan? Arsitek-arsitek di MAD punya konsepnya. Mereka punya model konseptual untuk Huaxi Citi Centre di Guiyang, China. Konsep peduli lingkungan dipadu dengan teknologi modern terkini di abad 21.





"Konsep kota tidak lagi ditentukan oleh logika revolusi industri yaitu kecepatan, keuntungan dan efisiensi, tapi sudah harus mengikuti aturan alam"



Menurut Dezeen architecture and design magazine, perkembangan perkotaan di China 15 tahun terkahir banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep pro-industri yang kurang terkonsep baik, tidak beraturan, dan "tidak punya hati". Proyek Huaxi diklaim memadukan kebutuhan manusia moderen dengan dunia lingkungan di sekitarnya. Dengan proyeksi bahwa 200 hingga 400 kota baru yang akan dibangun di China di 20 tahun yang akan datang, sepertinya konsep yang peduli lingkungan ini sangatlah bagus.



Bekerja sama dengan Shanghai Tongji Urban Planning and Design Institute, Studio 6, MAD mengembagkan suatu master plan untuk kota Huaxi. Mereka mengundang 10 kantor arsitektur energik untuk mengikuti workshop 3 hari untuk mempelajari bagaimana memadukan unsur-unsur lingkungan dan budaya dalam desain mereka untuk dirumuskan ke dalam satu master plan.

Desain oleh MAD (China):

Puncak gunung dijadikan latar belakang dari satu struktur yang menyerupai kaki bukit di sekelilingnya. Jendela-jendela dan teras di sekeliling bangunannya menampilkan pemandangan indah di sekitarnya.
Desain oleh Serie (UK/India):

Bangunan ini condong ke satu sisi untuk mengakomodasi area lereng bukitnya.
Desain oleh BIG (Denmark):

Desain oleh Dieguez Fridman (Argentina):

Design by Mass Studies (Korea):

Pada gambar menunjukkan pengembangan dari konsep finalnya, sebuah bangunan multi-level dengan halaman melingkar dan teras-teras.

Desain oleh HouLiang Architecture (China):

Dari dekat:

Desain oleh Atelier Manferdini (USA):

Yang satu ini menyerupai struktur kristal yang tumbuh.
Design oleh Fujimoto Architects (Japan):

Dari dekat:

Design oleh Rojkind Arquitectos (Mexico):



Design oleh JDS (Denmark/Belgium):

Design oleh EMERGENT/Tom Wiscombe (USA):

Gambar-gambar di atas via Dezeen

Terbang Dengan Tenaga Air

3 Comments
Terbang sendiri ke udara dengan roket pribadi mengambil inspirasi dari cerita-cerita fiksi tahun 1920-an. Tahun 1960-an teknologi semacam itu telah menjadi kenyataan. Tapi sampai saat ini kendalanya adalah roket yang digunakan belum membawa bahan bakar yang cukup untuk terbang, sehingga mengangkasa tidak lebih dari 30 detik saja. Kini muncul alat sejenis yang mengusung teknologi water-propelled jetpack. Lebih lama terbangnya dan lebih aman. Masak, sih?




JetLev-Flyer adalah jetpack bertenaga 215 HP yang bekerja dengan menyemburkan air ke bawah melalui mulut-mulut pipa semprot dengan tekanan tinggi sehingga bisa menerbangkan pemakainya dengan kokoh dan terkontrol. Penggunanya dapat terbang angkasa hingga ketinggian 30 kaki dan top speed 64 km/jam. Model penerusnya bahkan sanggup terbang hingga 50 kaki pada kecepatan 80 km/jam. Iiii...ha!


JetLev-Flyer sanggup bermanuver dengan mudah, mampu berbelok-belok saat take-off, terbang, melayang-layang, dan mendarat. Sanggup terbang selama 2 jam bahkan hingga 5 jam dengan jarak jelajah 300 km. Uniknya adalah mesin ini didorong dengan tenaga air melalui selang karet oleh mesin 4 tak yang mirip dengan mesin kapal boat yang dipasang di punggung.


Sisi positif dari mesin ini adalah terbangnya yang jauh lebih lama dari jetpacks biasa. Ini terutama karena JetLev-Flyer terbang di atas sumber bahan bakarnya. Mesin ini menyedot air dari danau atau laut di bawahnya dan bukannya membawa serta bahan bakar dan mesinnya ke udara.


Memang selang karet kuningnya agak sedikit mengganggu, karena berarti akan menahan penggunanya dan secara teknis bersentuhan dengan permukaan air. Tapi karena benda ini membawa kita ke udara, anggap saja sebagai jaring penyelamatnya. Tentu saja kebanting di air pada kecepatan tinggi sangat menyakitkan, tapi pembuatnya meyakinkan bahwa alat ini mudah digunakan dan lebih aman ketimbang main ski air atau parasailing. Di Bali atau Ancol udah ada belum ya...



Simak videonya di bawah ini:


Burung Pintar Mancing Ikan

3 Comments
Anda hobi mancing? Kalo iya siap-siap bersaing dengan burung ini. Burung pintar ini punya cara yang hampir sama dengan manusia ketika berusaha mencari ikan untuk dijadikan santapannya. Jika manusia tidak perlu cari akal untuk mencari makanannya karena tinggal comot di supermarket atau hypemarket, hewan harus menggunakan insting mereka untung mendapatkan makanannya. Dan meski hewan tidak berakal, tapi ternyata mereka punya insting yang brilian demi kelangsungan hidupnya.



Perhatikan burung yang satu ini (lihat juga videonya di bawah). Dari jenis green heron atau bangau hijau, kelihaiannya memanfaatkan remah roti untuk dijadikan umpan ikan benar-benar mengagumkan. Green heron adalah salah satu dari sedikit spesies hewan yang menggunakan tools alias alat bantu untuk kelangsungan hidupnya. Mereka juga biasanya menggunakan serangga atau benda-benda kecil seperti bulu untuk dijadikan umpan ikan. Wow...pinternya.

Simak video dari YouTube, bagaimana cara burung ini memancing ikan :