Tarsius, Primata Imut dan Ajaib

Tarsier atau Tarsius syrichta adalah sejenis primata yang terkecil di dunia dan bisa ditemukan di Filipina, dan variasi speciesnya ditemukan juga di Sumatra, Borneo, Sulawesi (Indonesia). Matanya yang bulat lebar dan hidungnya yang lucu sangat menarik untuk dilihat sementara ukurannya yang kecil pas banget bila berada di genggaman tangan kita. Jika Anda berkesempatan mengunjungi Filipina, hewan mungil lucu ini dapat Anda temukan pada malam hari di pulau Bohor, Samar, Mindanau, dan Leyte. Hewan mirip monyet ini memakan serangga yang sering keluar dari kayu bekas terbakar atau arang kayu.





Spesies tarsier sendiri dipercaya sudah ada sejak 45 juta tahun yang lalu. Ahli Biologi J. Petiver adalah orang yang pertama kali mempublikasikan hewan ini. Tidak seperti anggapan banyak orang, tarsier sebenarnya bukanlah monyet yang ukurannya paling kecil meski spesifikasinya mirip dengan spesies primata lainnya seperti lorise, lemur dan bushbaby. Perbedaannya terletak pada konfigurasi taksonomi dari kera pada umumnya dan Anda akan menemukan ciri-ciri yang mirip dengan antropoid. Spesies lainnya yang mirip dengan tarsier juga ditemukan di Borneo, Sumatra, Sulawesi (Indonesia), dan Madagascar dangan variasi ukuran dan bentuknya.




Tarsier asal Filipina ini adalah hewan yang sangat aktif dan menarik dengan ciri-cirinya yang khas. Meski tubuhnya dibalut dengan bulu warna abu-abu, ekornya yang sepanjang kira-kira 232mm hampir tidak berbulu alias gundul. Dari kepala hingga ekor panjangnya antara 118-149mm dengan berat 113-142 gram. Yang mengesankan dari hewan ini adalah mata besarnya yang menonjol yang sepertinya tidak pas dibandingkan dengan tubuh mungilnya. Ukuran rongga matanya hingga melebihi ukuran tempurung otak dan perutnya.




Tangan dan kakinya mempunyai jari-jari yang mirip dengan manusia yang digunakannya untuk bertengger di pohon dan ekornya digunakan untuk keseimbangan. Anda bisa melihat saat jari tengahnya mulur dan tulang pergelangannya yang panjang bekerja seperti shock absorber. Hal ini membantunya melompat dari dahan yang satu ke dahan yang lainnya dengan mudah. Kepalanya sangat mirip dengan kepala burung hantu karena bentuknya dan pertemuan yang unik di tengah-tengah sinus dan tengkoraknya membuatnya mampu memutar kepalanya 180 derajat. Tarsier juga memiliki gigi-gigi yang tajam untuk membantunya memangsa serangga selama berburu di malam hari.


Tarsier lebih suka tinggal di lubang-lubang di pohon atau akar-akar bambu meski masih mungkin menemukannya di tempat lain. Hewan ini banyak melakukan aktivitasnya di malam hari, meski sekali-kali Anda bisa memergokinya di siang hari. Para pejantan dan betinanya diketahui hidup berkelompok, dengan sang betina yang menjadi pengasuh tarsier-tasier muda. Mereka mengeluarkan suara-suara unik saat menantang, masa kawin, berkumpul di kelompoknya, dll. Kelenjar epigastric dari tarsier jantan digunakan untuk membantu penciumannya, sementara Anda juga bisa menemukan isyarat-isyarat gerakan wajahnya yang memiliki arti.



Tarsier mencapai kedewasaan seksual saat berumur 2 tahun. Sang betina mengalami panas berulang sampai kira-kira 23 hari dan mengeluarkan suara-suara unik untuk memberitahukan masa suburnya. Masa kehamilannya mencapai 6 bulan sementara masa hidup tarsier sendiri bisa mencapai 12 hingga 20 tahun. Proses kelahiran dan pertumbuhan bayi tarsier berlangsung sangat cepat. Bayi-bayi tarsier disapih setelah 60 hari dan bahkan sudah bisa berjalan dengan sendirinya dalam waktu 19 hari setelah kelahirannya.



Saat ini tarsier di Filipina terancam akan mengalami kepunahan akibat kerusakan di habitat hutan alamnya. Pembukaan lahan hutan dengan dibakar dan illegal logging menjadi biang keladi menurunnya jumlah tarsier. Ditambah lagi dengan adanya aksi perburuan tarsier dimana tarsier ini sering dijadikan suvenir untuk turis. Saat ini tarsier telah dinyatakan sebagai hewan yang dilindungi, tapi jika pemerintah Filipina tidak serius menanganinya bukan tidak mungkin tarsier akan punah dalam waktu yang tidak lama lagi.


Bagikan/share artikel ini:

Related Posts

Previous
Next Post »

17 komentar

Write komentar
Anonymous
March 5, 2009 at 1:56 AM delete

lucuuuuuu bangeeeeet

Reply
avatar
Anonymous
March 5, 2009 at 2:25 AM delete

sekedar info tarsius ada juga di manado (sulawesi Utara)

Reply
avatar
Anonymous
March 6, 2009 at 6:08 AM delete

iya benar tarsius, banyak terdapat di Bitung (Sulawesi Utara), terutama di cagar alam Batu Angus....

Reply
avatar
March 7, 2009 at 12:34 AM delete

Trims utk infonya, udah dicek ke wikipedia, memang ada juga variasinya di Sulawesi (sebelumnya cuma disebut sumatra dan borneo). Kebetulan ini diambil dari satu artikel wisata di Filipina. Thanks infonya. Nusantara kita memang tidak ada duanya...

Reply
avatar
March 10, 2009 at 7:31 AM delete

waduhhh.aku jatuh cinta sama mahluk ini.boleh gak ya,dipelihara?

Reply
avatar
Anonymous
March 23, 2009 at 7:24 AM delete

guooooblok tu tanaman dr SULAWESI guooooblok.............skr tuh cmn da d sulawesi doank.....guoooooblok

Reply
avatar
Anonymous
April 13, 2009 at 3:20 PM delete

eloooo yg goblok..... ngomongin hewan kok malah tanaman..... dasar goooblooooook

Reply
avatar
Anonymous
April 25, 2009 at 8:24 PM delete

benar itu cuma ada di Sulut, bitung batuangus dan sebagian di Kab Bolmong.

Reply
avatar
April 28, 2009 at 11:58 PM delete

hewan ini juga ada di kalimatan,

Reply
avatar
Anonymous
May 21, 2009 at 11:55 AM delete

hewan ini jg ada di medan

Reply
avatar
Anonymous
May 21, 2009 at 11:56 AM delete

eh lupa kase tau.. tepatnya ada di kebun binatang. hehe.. ... .kwkwkw

Reply
avatar
Anonymous
June 30, 2009 at 11:34 AM delete

udahlah sesama orang guobloookkk dilarang saling mendahului...................

Reply
avatar
Anonymous
September 6, 2009 at 11:51 PM delete

dikalimantan timur khususnya bagian kutai barat daerah pegunungan, ada nih binatang

Reply
avatar
September 10, 2009 at 8:40 PM delete

lulu banget jadi pengen miara satu atau dua ekor neh..

Reply
avatar
Anonymous
February 16, 2010 at 8:57 PM delete

kalo disembelih dagingnya seberapa ya...?

Reply
avatar